Senin, 02 Maret 2009

Antara Impian dan Kenyataan (Between Dreams and Reality)

Inspirasi ini saya dapatkan beberapa waktu yang lalu setelah melihat film “Kun Fayakun “ di laptop adik saya. Dalam film itu dikisahkan tentang kisah hidup seorang penjual kaya dengan kedua anaknya.
Setiap hari sang bapak tidak pernah lelah berjihad mencari nafkah untuk kehidupan keluarganya,berbagai rintangan dan hambatan tiada pernah menyurutkan langkahnya karena keinginan untuk membahagiakan keluarga tercinta…Sampai suatu hari sang istri berkata “ pak beras kita tinggal untuk masak malam ini, besuk kita masak pakai apa pak “, kemudian bapak menjawab dengan penuh optimis “ Bu insyaallah besuk pagi bapak pasti dapat rejeki untuk makan pagi “. Tenanglah hati sang istri ketika mendengar jawaban lembut dari sang suami. Pagi itu hingga menjelang dhuhur bapak belum pulang juga, sampai ada tetangga yang menawarkan berasnya untuk dimasak dulu, tetapi karena istrinya teringat perkataan suami untuk tetap bertahan tanpa utang maka diurungkanlah niat untuk memakai beras tetangga .

Menjelang dhuhur sang suami terus berkeliling menjajahkan kacanya hingga Alhamdulillah ada yang mau membeli kaca dengan harga yang pantas, betapa lega hati bapak itu. Baru saja akan dibayar uangnya tak diduga-duga kacanya pecah kena timpuan pelajar yang tawuran… betapa hancur hati sang bapak, sampai kemudian tak sadarkan diri. Ada beberapa orang yang kemudian membawanya kemasjid dan dikasihlah bapak itu uang limaribu untuk biaya pulang.
Dengan perasaan bersalah sang bapak akhirnya sampai dirumah, betapa terkejutnya dia ternyata dirumah sudah banyak sekali makanan yang siap disantap….Kemudian sang bapak bertanya dengan nada agak marah .” Bu jadi makan beras hutang ?, sang ibu menjawab dengan tenang “ sabar pak, duduklah dulu dan dengarkan penjelasan ibu”.” Tadi anak kita yang bungsu ke masjid dan berdoa dengan khusyu’ minta rejeki sama Allah dan waktu itu ada seorang bapak yang ingin pulang tetapi tidak membawa payung, akhirnya dia yang mengantarkan bapak itu sampai rumah. Ketika pulang anak kita diberi uang saku dan Alhamdulillah bisa untuk makan. Itu hanya sepenggal kisahnya , ending dari film itu sang bapak menjadi pengusaha kaca yang pernah diimpikan dulu..
Ibrah yang bisa kita ambil adalah “ Allah tergantung persangkaan hambaNYA “, bahkan Allah juga menegaskan berdoalah kepadaKU niscaya aku kabulkan.Ustad Hasan Al-bana kemudian menerjemahkan dengan kata “ Dreams hari ini adalah Reality esok pagi “, maka semakin kita punya banyak mimpi tentu akan semakin banyak kenyataan yang terjadi, tinggal kita ingin bermimpi tentang apa. Kalau kita memimpikan mempunyai mobil tahun ini , insyaAllah akan terwujud juga, kalau kita punya Dreams memenangkan da’wah ini tentu bukan hal yang mustahil. Sebab mimpilah yang kemudian membuat orang mempunyai energy lebih untuk mewujudkannya. So selamat bermimpi semoga Dreams kita sampai ke Syurga… Amin

Tidak ada komentar: